rfb rifan financindo manado news.
Sebagai kota terbesar di wilayah ini, Manado merupakan tempat pariwisata yang penting bagi pengunjung. Ekowisata merupakan atraksi terbesar Manado. Selam Scuba dan snorkelling di pulau Bunaken juga merupakan atraksi populer. Tempat lain yang menarik adalah Danau Tondano, Gunung Lokon, Gunung Klabat dan Gunung Mahawu.
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, kegiatan pariwisata dengan pesat
tumbuh menjadi salah satu andalan perekonomian kota. Primadona
pariwisata kota Manado bahkan Provinsi Sulawesi Utara adalah Taman Nasional Bunaken yang
oleh sementara orang disebut sebagai salah satu taman laut terindah di
dunia. Taman Laut Bunaken adalah salah satu dari sejumlah kawasan
konservasi alam atau taman nasional di Indonesia.
Taman Laut Bunaken terkenal oleh formasi terumbu karangnya yang luas
dan indah sehingga sering dijadikan lokasi penyelaman oleh turis-turis
mancanegara. Pulau Bunaken adalah salah satu dari 5 pulau yang tersebar
beberapa kilometer dari pesisir pantai Kota Manado. Letaknya yang hanya
sekitar 8 Km dari daratan kota Manado dan dapat ditempuh dalam sekitar
setengah sampai 2 jam, menyebabkan Taman Nasional ini mudah dikunjungi.
Objek wisata lain yang menonjol di kota Manado adalah Kelenteng Ban Hin Kiong di kawasan Pusat Kota yang dibangun pada awalabad ke-19 dan diperbaiki pada tahun 1970. Klenteng ini terletak di Jalan Panjaitan. Klenteng ini terdiri dari bangunan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran naga dan tongkat kayu berapi. Saat yang paling baik untuk mengunjungi klenteng ini yaitu pada saat Tahun Baru Imlek,
saat dipertunjukkannya tarian tradisional Tionghoa. Juga pada saat
kedatangan parade tradisional Tionghoa, Tai Pei Kong yang berasal dari abad ke-14. Peristiwa tersebut merupakan festival "Taoist" tahunan terbesar yang diadakan di Asia Tenggara,
sehingga menarik pelancong dari negara lain. Lokasi wisata lainnya juga
adalah Museum Negeri Sulawesi Utara dan Monumen (Tugu Peringatan)
Perang Dunia Kedua.
Sebuah monumen yang diresmikan pada akhir tahun 2007 dan menjadi ikon baru kota Manado adalah Monumen Yesus Memberkati.
Bangunan ini didirikan di atas bukit di perumahan Citraland Manado dan
memiliki ketinggian 50 meter di atas permukaan tanah. Bangunan yang
diprakarsai oleh Ir. Ciputra ini merupakan monumen Yesus Kristus yang
tertinggi di Asia dan ke dua di dunia setelah Christ the Redeemer.
Selain memiliki objek-objek wisata yang menarik, salah satu keunggulan
pariwisata kota Manado adalah letaknya yang strategis ke objek-objek
wisata di hinterland, khususnya di Minahasa yang dapat dijangkau dalam
waktu 1 s/d 3 jam dari kota Manado. Objek-objek wisata tersebut antara
lain, Vulcano Area di Tomohon, Desa Agriwisata Rurukan-Tomohon, Panorama
pegunungan dan Danau Tondano, Batu Pinabetengan dan Taman Purbakala Waruga Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Karena potensi wisata yang besar tersebut maka industri pariwisata di
kota Manado telah semakin tumbuh dan berkembang yang antara lain
ditandai dengan cukup banyaknya hotel dan sarana pendukung lainnya.
Sampai tahun akhir tahun 2001, terdapat 67 buah hotel/penginapan, 15
buah biro perjalanan, 223 buah restoran dan rumah makan dari berbagai
kelas.
Oleh karenanya meskipun cukup terpengaruh oleh krisis ekonomi dan
situasi nasional yang kurang kondusif, tetapi pariwisata di kota Manado
tetap berlangsung. Pada tahun 1998 kunjungan wisatawan mancanegara
adalah 34.509 orang, menjadi 11.538 orang pada tahun 2000 dan agak
meningkat pada tahun 2001 menjadi 12.301 orang. Sedangkan wisatawan
Nusantara pada tahun 1998 berjumlah 432.993 orang, kemudian turun
menjadi 279.014 orang pada tahun 2000 dan terakhir pada tahun 2001 agak
meningkat menjadi 291.037 orang.
Manado Kota Pariwisata Dunia 2010
Untuk meningkatkan potensi pariwisata Manado, Jimmy Rimba Rogi sebagai
Walikota periode 2005 - 2010, mencanangkan Manado sebagai Kota
Pariwisata Dunia 2010, pencanangan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi pariwisata di Kota Manado sehingga dapat
diperhitungkan sebagai tujuan wisata dunia kelak. Beberapa kebijakannya
yang paling dikenal adalah dengan melakukan relokasi Pedagang Kaki Lima
(PKL) yang telah lama berdagang di Taman Kesatuan Bangsa atau dulunya
disebut Pasar ‘45 dan mengembalikan fungsi trotoar sebagai tempat
pejalan kaki bukan sebagai tempat berjualan PKL. Upaya yang dilakukannya
sangat berkontribusi dalam hal diraihnya kembali penghargaan Adipura
untuk kota Manado pada tahun 2007.
sumber, http://manadoan.blogspot.com/
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA CABANG MANADO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar